Bacaan Pertama
2 Mak 12:43-46

“Sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh memikirkan kebangkitan.” Pembacaan dari Kitab kedua Makabe: Setelah menguburkan tentara yang gugur dalam pertempuran, Yudas, panglima Israel, menyuruh mengumpulkan uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.

Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu disuruhnyalah mengadakan kurban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Mazmur Tanggapan
Mzm 130:1-2.3-4.5-6a.6b-7.8,R:1

Refren: Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan.

*Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. *Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu. 

*Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan  lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi. *Lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, berharaplah kepada Tuhan, hai Israel! Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.

*Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.

 

Bacaan Kedua
1 Kor 15:20-24a.25-28

“Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.”

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus: Saudara-saudara, Kristus dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati  datang karena satu orang manusia.

Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya; Kristus sebagi buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilaman Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan bahwa ‘Segala sesuatu telah ditaklukkan’, sudah barang tentu Allah sendiri, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah Kristus, tidak termasuk di dalamnya.

Dan kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Kristus sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawh-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Bait Pengantar Injil
Yoh 6:40

Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

 

Bacaan Injil
Yoh 6:37-40

“Setiap orang yang percaya kepada Anak Allah beroleh hidup yang kekal, dan Tuhan akan membangkitkannya pada akhir zaman.” Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes: Dalam rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.

Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

Demikianlah sabda Tuhan.

 

Renungan Injil

Gereja mengajak kita untuk berdoa khusus bagi arwah orang beriman yang telah meninggal dunia. 

Orang yang telah meninggal dunia, tidak lagi memiliki kesempatan atas pertobatan, tidak lagi diberikan pengampunan atas dosa-dosa yang diperbuat sepanjang hidupnya di dunia ini.

Mereka mesti melewati proses penyucian sampai benar-benar suci, barulah kemudian dapat memasuki Surga. 

Tetapi kita, yang masih hidup di dunia ini, masih memiliki kesempatan luas untuk memperoleh pengampunan, kesempatan untuk dibebaskan dari siksa dosa.

Seringkali terjadi kekeliruan dan perlu kita luruskan.

Kitalah yang mesti mendoakan mereka yang masih berada di api penyucian, bukan sebaliknya, kita malah minta didoakan oleh mereka yang tengah menjalani proses penyucian itu. 

Maka dari itu, marilah kita mendoakan para sanak saudara kita yang telah meninggal dunia, yaitu mereka yang beriman kepada Allah, yang telah datang kepada Kristus tetapi masih menyisakan dosa dan belum berkesempatan memperoleh pengampunan, agar Kristus mempertimbangkan iman kita dan belas kasih kita terhadap mereka, lalu meniadakan siksa dosa yang mungkin masih harus dijalani di api penyucian.

Bagaimana kita tahu apakah arwah yang kita doakan itu masih berada di api penyucian atau sudah diangkat ke Surga, atau jangan-jangan ada di dalam neraka?

Atau pertanyaan lainnya, jika kita meyakini kalau saudara kita itu telah berada di dalam Surga, masih perlukah kita doakan? 

Ah, janganlah meniru prang-orang Farisi. 

Ketika kita mendoakan seseorang yang sedang dirawat di rumah sakit karena menderita suatu penyakit, haruskah kita memeriksanya terlebih dahulu apakah yang bersangkutan masih sakit atau telah sembuh? 

Kalau masih sakit barulah kita doakan, tetapi kalau sudah sembuh untuk apa lagi didoakan, begitukah?

Sebaliknya, kalau kita meyakini kalau saudara kita itu sangat jahat semasa hidupnya, pastilah kini telah berada di dalam api neraka, perlukah kita doakan? 

Ya ampun, sebegitu dengkikah hati kita sehingga tak mau lagi mendoakannya? 

Sedemikian rendahkah iman kita sehingga sampai meragukan kalau Allah Bapa kita itu dapat membuat apa saja, termasuk yang mustahil bagi kita?

Justru yang penting untuk kita lakukan terutama pada hari raya hari ini, yakni membebaskan diri kita sendiri dari perasaan dendam, benci, marah, atau irihati terhadap mereka yang telah meninggal dunia. 

Masak iya sih, kita masih menyimpan perasaan-perasaan itu terhadap orang yang telah meninggal dunia? 

Sedemikian jahatkah kita sampai-sampai kita mensyukuri agar orang masuk neraka? 

Marilah kita belajar dari Yesus, Tuhan kita, 

“Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.

Jangan ada yang hilang, supaya Kubangkitkan pada akhir zaman, untuk beroleh hidup yang kekal.”

Maka, marilah kita bersama-sama Yesus, turut mengupayakan agar orang yang telah melukai hati kita itu jangan sampai hilang, jangan pula kita buang.

Marilah kita doakan mereka, sebab mereka juga orang beriman sama seperti kita.

Janganlah kita pusingkan di mana mereka berada saat ini.

 

 

Peringatan Orang Kudus

Peringatan Mulia Arwah Semua Orang Beriman

Kemarin, kita memuliakan semua Orang Kudus dan berdoa memohon agar kita pun kelak bisa berbahagia bersama mereka di dalam surga sambil memandang wajah Allah, Bapa kita. Hari ini kita mengenang saudara-saudara kita yang telah meninggal namun masih berada di Api Penyucian. Bahkan seluruh bulan Nopember ini kita khususkan untuk berdoa dan berkorban untuk memohon kerahiman Allah atas mereka. Hal ini kita lakukan karena di dalam Yesus Kristus, Penyelamat semua orang yang, merindukan keselamatan dari Allah dengan tulus hati, kita tetap bersatu padu dengan mereka. Dalam iman akan Kristus itu, kita percaya bahwa apa yang kita namakan Persekutuan para Kudus meliputi baik kita yang masih hidup di dunia ini, maupun semua Orang Kudus di surga, dan semua orang yang telah meninggal. Bersama-sama kita membentuk dan terhimpun di dalam satu Gereja, yaitu Tubuh Mistik Kristus.

Hari ini kita secara khusus mengenang dan berdoa bagi arwah semua orang beriman yang telah meninggal dunia. Maka kiranya ada baiknya kita menyadari makna peristiwa kematian menurut ajaran iman kita. Bagi kita orang Kristen saat kematian sesungguhnya merupakan peristiwa puncak kehidupan. Hidup kita tidak lenyap, melainkan hanya diubah. Kita percaya bahwa sesudah pengembaraan kita di dunia ini selesai, tersedialah bagi kita kediaman abadi di surga. Kematian bagi kita merupakan saat kita mempercayakan diri secara total kepada Kristus, kebangkitan dan kehidupan kita saat perjumpaan abadi dengan Dia, pokok pengharapan kita, yang mengantar kita pulang ke rumah Bapa.

Atas dasar iman itu, kita memohon agar saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia disucikan dari segala dosanya, dibebaskan dari segala hambatan dan noda, dan boleh menikmati kebahagiaan kekal di sisi kanan Allah, Bapa kita, serta boleh bersama-sama para kudus di surga memandang wajah Allah yang dirindukannya. Hari kenangan dan peringatan ini pun sekaligus memberi penghiburan rohani bagi kita, bahwa kelak kita akan berjumpa kembali dengan saudara-saudara yang telah mendahului kita, untuk bersama Maria memuji dan memuliakan Allah dalam persekutuan semua orang kudus. Kita pun pada suatu ketika akan meninggalkan dunia ini dan pulang kepada Bapa di surga. Tetapi kita percaya bahwa hidup atau mati, kita tetap milik Kristus.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.