PESTA NAMA PELINDUNG KAPEL ST. YAKOBUS ZEBEDEUS PUDAKPAYUNG

PESTA NAMA PELINDUNG KAPEL ST. YAKOBUS ZEBEDEUS PUDAKPAYUNG

Gereja Kapel St. Yakobus Zebedeus Pudakpayung sangat bersukacita karena tahun ini dapat melaksanakan perayaan Pesta Nama Pelindung dengan meriah. Ini merupakan Pesta Nama Kapel Pudakpayung meriah pertama semenjak 2 tahun pandemi. Mengingat sebelumnya tiap tahun selalu dirayakan dengan pesta rakyat dan makan bersama seluruh umat, Pesta Nama Kapel kali ini dirayakan dengan rangkaian acara selama 5 minggu berturut-turut dimulai pada Minggu, 19 Juni 2022 dan berujung pada puncak acara yaitu Pesta Rakyat yang diadakan pada Minggu, 24 Juli 2022. Banyak kegiatan menarik dilaksanakan dalam rangkaian acara tersebut. Secara garis besar seluruh rangkaian acara telah dilaksanakan dan berjalan dengan baik.

Pada tahun ini, Kapel Yakobus Zebedeus mengadakan Parade Koor yang diikuti oleh seluruh lingkungan yang ada di wilayah Kapel yaitu Wilayah 7 dan Wilayah 8 dari Gereja Paroki Kristus Raja Ungaran. Parade Koor ini dilaksanakan setiap Misa, baik di Misa Sabtu sore maupun Misa Minggu pagi, yaitu tepat sebelum pemberkatan penutup oleh Romo, dimana setiap kelompok maju ke depan altar dan bernyanyi di depan umat. Setiap minggu terdapat 2 lingkungan yang tampil selama 5 minggu berturut-turut menjelang puncak acara. Tidak hanya sekedar tampil di depan altar, setiap penampilan direkam langsung oleh petugas Komsos dan diunggah ke kanal Youtube milik Kapel Yakobus Zebedeus. 

Peserta Parade Koor ini yaitu Lingkungan Yusup, Regina Pacis, Mediatrix, Immaculata, dan Stella Maris dari Wilayah 7 serta Lingkungan Barnabas, Sisilia, Maria Fatima, Athanasius, dan Bonaventura dari Wilayah 8. Cukup disayangkan, akibat adanya kesalahan teknis komunikasi, Lingkungan Maria dari Wilayah 8 menjadi satu-satunya lingkungan yang tidak dapat tampil dalam parade ini. Pada Parade Koor ini seluruh peserta telah menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam membawakan lagu-lagu rohani yang beraneka ragam. Tidak hanya lagu rohani berbahasa Indonesia namun ada pula yang membawakan lagu rohani berbahasa Inggris seperti lagu berjudul “O Happy Day”. Masing-masing lingkungan juga tampil menggunakan busana seragam mereka yang unik dan khas. Pesertanya tidak hanya bapak-bapak atau ibu-ibu, namun OMK (Orang Muda Katolik) juga ikut berpartisipasi. Suatu hal yang mengesankan dapat melihat keterlibatan kaum muda dalam acara-acara di gereja. 

Salah satu panitia acara Pesta Nama yang mengurusi Parade Koor ini adalah Bapak Antonius Suhari. Pak Hari mengungkapkan bahwa sejak awal Parade Koor ini diadakan bukanlah sebagai ajang perlombaan melainkan tujuannya untuk memeriahkan acara Pesta Nama Kapel semata agar seru, selain itu juga untuk memancing partisipasi seluruh umat. Tidak ada istilah Pemenang Lomba Parade, adanya adalah istilah yang terbaik dari yang baik. Akan diambil 6 besar dari 11 lingkungan peserta. Kriteria penilaian agar masuk 6 besar tersebut ada 2, yaitu akumulasi dari skor yang diperoleh berdasarkan penilaian juri yang berasal dari perwakilan lingkungan lain serta jumlah likes dari video Youtube yang diunggah. 6 besar tersebut adalah yang terbaik dari kesebelas peserta namun tidak ada urutan juara. Pengumuman hasil penilaian tersebut direncanakan terlaksana pada puncak acara yaitu Pesta Rakyat. Parade Koor ini dimulai pertama kali pada Sabtu, 18 Juni 2022 dan berakhir pada Minggu, 17 Juli 2022. Semua video rekaman hasil penampilan peserta telah diunggah pada Selasa, 19 Juli 2022. Semenjak itu sampai pada tulisan ini dibuat, rata-rata video yang diunggah telah ditonton ribuan kali namun ada pula video yang capaiannya hanya ditonton sebanyak 712 kali. 

Pada Minggu, 20 Juli 2022 Kapel mengundang seluruh umat untuk berpartisipasi dalam acara Kerja Bakti membersihkan area Gereja Kapel dan area parkir. Acara dilaksanakan pada pukul 10.00 yaitu setelah Misa pagi. Berbeda dengan acara kerja bakti Kapel pada umumnya, pada Kerja Bakti ini pembersihan dilakukan secara ekstra dengan berfokus membersihkan lantai gedung kapel dan kursi-kursinya. Tidak lupa sebelum dimulai, para prodiakon telah memindahkan Hosti Suci ke Ruang Adorasi terlebih dahulu. Acara diikuti oleh bapak-bapak, ibu-ibu dan OMK dari berbagai lingkungan di wilayah Kapel. Pada acara ini panitia menyediakan konsumsi seperti snack dan minum untuk mengisi perut seluruh peserta yang sudah bersusah payah bersih-bersih. 

Minggu depannya, di hari Minggu tanggal 17 Juli 2022, diadakan 2 kegiatan, yaitu Donor Darah dan Srawung OMK. Keduanya dilaksanakan bersamaan setelah Misa pagi. Donor Darah dilaksanakan oleh PMI Ungaran di Ruangan Sayap Kapel, sedangkan Srawung OMK dilaksanakan oleh Pengurus OMK Pudakpayung di Ruang Utama Kapel depan altar. Acara Donor Darah diikuti oleh sekitar 50an pendonor dari umat Kapel Pudakpayung. Acara Srawung OMK diikuti oleh 67 orang pemuda-pemudi Pudakpayung dengan rentang usia 12 tahun sampai 30 tahunan. Keduanya telah terlaksana dengan baik.

Acara Srawung OMK memiliki tema “Make a Good Organization” atau artinya Membuat Organisasi yang Baik. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan apa itu organisasi pada pemuda-pemudi Gereja. Tidak hanya mengenalkan tapi juga mengajak para pemuda-pemudi Gereja agar terlibat atau bergabung pada organisasi-organisasi yang ada di sekitar mereka salah satunya yaitu OMK. Acara ini diawali dengan doa, perkenalan, sambutan dan pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan inti acara yaitu seminar tentang organisasi yang diisi oleh seorang pembicara dari perwakilan aktivis Komisi Kepemudaan Kevikepan Semarang yaitu Bapak Julius Wedar Rachardijanto yang akrab disapa Mas Julius.

Mas Julius menyampaikan bahwa orang muda itu harus mau belajar sesuatu yang baru dalam hidup, ia menggambarkan perumpamaan burung elang yang selalu mencoba hal baru untuk dapat bertahan hidup. Salah satu hal baru yang bisa dipilih adalah ikut dengan suatu organisasi atau komunitas. Dengan terlibat dalam organisasi, kita dituntut untuk dapat memiliki banyak teman baru, menyesuaikan diri dengan banyak orang, belajar penyelesaian masalah dan lain sebagainya. Mas Julius bercerita tentang pengalamannya mengikuti banyak organisasi selama puluhan tahun ini, salah satunya organisasi kepemudaan di Kevikepan Semarang yaitu FKPK (Forum Kontak Pelajar Katolik). Menurutnya, mengikuti banyak organisasi memberikan banyak keuntungan baginya dan membukakan jalan atau solusi secara tidak diduga dalam permasalahannya. Ia bercerita tentang ketika mengalami ban bocor di luar kota, kemudian karena dia memiliki kenalan di kota tersebut, banyak yang menawarkan bantuan. Mas Julius juga memberikan kesempatan bagi salah satu anak didiknya yang ia bawa ke acara ini untuk menceritakan testimoninya mengikuti kegiatan organisasi. Anak tersebut merupakan anak yang berlatar belakang dari keluarga tidak mampu, namun dapat dipertemukan jalan lewat kenalannya di FKPK untuk akhirnya dapat bersekolah hingga kuliah D3 tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.

Di akhir sesi, Mas Julius membuka kesempatan tanya jawab dimana beberapa peserta dapat menyampaikan pendapat dan pertanyaannya, salah satu hal yang ditanyakan adalah bagaimana agar anggota organisasi itu dapat tetap solid dan semangat menjalani. Mas Julius menjelaskan bahwa sebuah organisasi tidak harus memiliki banyak anggota, tapi mulailah dengan beberapa orang pengurus inti yang niat dan peduli, maka organisasi dapat berjalan dulu, sedangkan anggota lainnya dapat diarahkan. Acara kemudian dilanjutkan dengan makan siang, terlihat beberapa anak OMK yang berdiskusi dengan Mas Julius di saat makan siang, sharing tentang keluh kesah mereka berorganisasi di gereja. Setelah makan siang, acara kembali dipimpin oleh pengurus OMK dengan sesi permainan. Acara kemudian diakhiri dengan doa. Semua peserta yang mengisi data pendaftaran sudah dicatat oleh panitia untuk nantinya dapat diundang ke acara-acara OMK berikutnya, sebagai bentuk kelanjutan dari acara ini.

Tepat 1 hari menjelang puncak acara, umat Kapel Pudakpayung mendapatkan berita duka. Ibu Anastasia Sri Sudarsih, atau yang akrab disapa Ibu Kartiman, tutup usia di usia 74 tahun setelah berjuang melawan penyakit kankernya. Ibu Sri Sudarsih adalah istri dari Bapak Kartiman, yaitu salah satu umat paling dihormati di Wilayah Kapel karena jasa-jasanya yang begitu besar tidak hanya bagi Kapel tapi juga bagi banyak umat Pudakpayung yang pernah ditolong oleh kemurahan hati keluarga ini. Atas hal tersebut, umat mengusulkan agar jenazah Ibu Sri Sudarsih disemayamkan di Kapel dan diadakan Misa Arwah di situ. Misa Arwah diadakan pada Sabtu, 23 Juli 2022 pada pukul 15.00 dipimpin oleh Romo Antonius Juned, Pr. Banyak umat yang datang bahkan jumlahnya sudah seperti Misa minggu biasa, semua hadir untuk memberikan penghormatan terakhir bagi jenazah dan mengucapkan belasungkawa pada keluarga. Setelah Misa, Bapak Herman Yosep selaku pimpinan pengurus Kapel memberikan pidato eulogy bagi mendiang dilanjutkan oleh Ketua RT dan tokoh masyarakat setempat. 

Puncak acara Pesta Nama Kapel St. Yakobus Zebedeus ini adalah Pesta Rakyat yang telah terlaksana dengan sukses pada Minggu, 24 Juli 2022. Misa minggu tersebut hanya dipusatkan pada Hari Minggu pagi saja, tidak ada Misa Sabtu sore. Pesta Rakyat ini adalah acara makan bersama sebagai ujub syukur untuk Kapel Pudakpayung tercinta dimana umat dari masing-masing lingkungan membawa berbagai macam makanan yang disiapkan untuk dimakan bersama-sama seluruh umat setelah Misa. Misa Perayaan Pesta Rakyat ini dipimpin oleh Romo Paroki Kristus Raja Ungaran yaitu Romo Natawardaya, Pr dan Romo Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang yaitu Romo Edy Purwanto, Pr yang merupakan romo tamu dalam kesempatan tersebut. Misa juga diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan oleh petugas dari umat Pudakpayung sendiri. 

Dalam Pesta Rakyat, panitia acara sudah menyiapkan 11 meja yang ditata berbaris di area depan Kapel, masing-masing dari kesebelas lingkungan di Wilayah Kapel Pudakpayung dapat menyajikan berbagai makanan yang sudah mereka persiapkan. Terlihat berbagai makanan yang dibawa oleh tiap lingkungan antara lainnya ada bakso, nasi ayam, nasi rames, nasi gudangan, gado-gado, ketela, buah-buahan seperti pisang, jeruk, ada juga yang menyediakan es puter dan lain sebagainya. Umat yang hadir dalam pesta tersebut dapat menikmati seluruh hidangan yang disajikan sambil disuguhi hiburan di depan teras Kapel seperti solo organ, nyanyian, tari-tarian dari anak-anak TK Vincentius seperti Tari India dan Tari Kuda Lumping. 6 Besar Terbaik dari Parade Koor juga sempat diumumkan, perwakilan lingkungan maju ke depan teras Kapel untuk menerima penyerahan hadiah kenang-kenangan. Lingkungan yang masuk 6 Besar adalah Lingkungan Mediatrix, Bonaventura, Athanasius, Sisilia, Maria Fatima, dan Barnabas. Seperti telah dijelaskan oleh Pak Hari, 6 besar ini adalah yang terbaik dari yang baik, dinilai berdasarkan penilaian juri dan jumlah likes video Youtube serta tidak ada urutan juara. 

Puncak Acara Pesta Nama Kapel ini berakhir meriah. Selama acara terlihat para umat yang hadir begitu bahagia mengikutinya. Umat begitu senang karena dengan acara seperti ini, kerukunan dan keakraban antar umat Kapel Pudakpayung dapat berlangsung dengan baik kembali meski sempat diterpa pandemi. Dengan acara ini, ternyata menunjukkan bahwa semangat srawung dan partisipasi umat dalam pelayanan atau keterlibatan menggereja masih tinggi dan tidak luntur.

Bagi Theresia Ajeng, ini adalah acara Pesta Nama Kapel pertamanya. Tere, sebutan akrabnya, merupakan seorang OMK Kapel Pudakpayung dari Lingkungan Sisilia. Dia dan keluarganya adalah umat yang baru saja pindah rumah ke wilayah Pudakpayung pada tahun 2020 lalu. Ketika itu sudah pandemi, sehingga ia dan keluarganya belum pernah mengikuti acara Pesta Nama Kapel yang meriah seperti ini. Menurutnya mengikuti rangkaian acara Pesta Nama ini sungguh menyenangkan, ia bersyukur dapat berkumpul bersama dan lebih dekat lagi dengan umat-umat gereja. “Seneng banget bisa gabung acara Pesta Nama ini, rame rame dengan teman-teman baru dan semakin dekat dengan umat Kapel.” ungkapnya. Baginya acara dan suguhan-suguhan yang disajikan sangat menarik. Dia berharap bahwa kedepannya dapat mengikuti acara-acara seperti ini lagi dan semoga acara tersebut dapat menjadi berkat bagi umat dan semakin berkembang lagi kedepannya. 

Sekretaris Acara Pesta Nama Kapel yaitu Brigita Saptaning Tyas, atau yang biasa disebut Mbak Tyas, mengungkapkan rasa syukurnya atas suksesnya acara ini. Ia mengungkapkan perasaan bangganya atas partisipasi seluruh umat sehingga acara ini menjadi pengalaman mengesankan baginya. “Sangat bersyukur dan berterima kasih atas partisipasi dan apresiasi seluruh umat dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, harapannya semoga semangat Pesta Nama akan terus menggema, semangat menggereja akan semakin hidup, siapapun yang datang ke gereja akan pulang dengan penuh suka cita, sehingga mengikuti kegiatan di gereja bukan hanya akan sekedar menjadi rutinitas namun menjadi moment yang selalu dinanti setiap umat.” jelas Mbak Tyas. 

DR, ST, 2022